( Catatan Ringan Ngaji Reboan)
Oleh: Dr. H. Abdul Basith Junaidy, M.Ag
Hari Rabu malam tgl 14 Maret, saya dijadwal baca kitab "wajib" pesantren, "Bidayah Al Hidayah" karya Hujjatullah imam Al Ghazali di masjid Raya Ulul Albab UIN Sunan Ampel Surabaya dalam kajian rutian "Reboan" bersama Mahasantri Pesantren Mahasiswa dan Umum.
Kebetulan bab yang saya baca adalaha Bab Tatakrama Murid terhadap Guru. Al-Ghazali menulis poin poin yang harus dilakukan murid terhadap gurunya agar ilmunya bermanfaat tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Secara umum, kunci agar ilmu murid benar benar diberi ilmu manfaat oleh Gusti Allah SWT adalah : Murid selalu berupaya mendapatkan ridho gurunya dengan cara melakukan hal hal yang membuat gurunya senang kepadanya dan menjauhkan diri dari hal hal yang menyakiti gurunya baik secara fisik maupun non fisik, melalui Tatakrama dan etiket tertentu sebagai berikut :
1. Jika bertemu dg Guru,murid menyapanya dg penuh keramahan dan kesopanan diikuti dg ucapan salam kepada sang Guru.
2. Ketika berada di dekat di hadapan sang Guru, murid meminimalkan pembicaraan.
3. Murid Tidak bicara sebelum ditanya Sang Guru.
4. Jika hendak bertanya, Murid terlebih dahulu memohon izin pada Sang Guru.
5. Murid tidak menentang atau mementahkan ngendikan sang Guru dengan menyatakan bahwa ada guru lain yang beda pendapat dengan pendapat Sang Guru.
6. Murid tidak pernah merasa lebih pintar daripada Sang Guru dengan ucapan dan tindakannya.
7. Murid tidak berbicara dengan teman sesama murid pada saat proses pembelajaran oleh Sang Guru.
8. Murid tidak menoleh ke kanan dan ke kiri ketika proses pembelajaran, melainkan. Ia diam, tenang dan tawadluk di hadapan guru seolah olah ia sedang melakukan ibadah sholat.
9. Tidak banyak bertanya pada Sang Guru ketika melihat sang Guru tampak kurang berkenan
10. Ketika sang Guru berdiri , maka Murid juga ikut berdiri , tanpa perlu menanyakan pada Sang Guru, kemana beliau mau pergi.
11. Ketika berpergian bersama sang Guru, Murid tidak perlu banyak bertanya sampai Sang guru sampai di tempat tujuan, kecuali jika beliau yang mengajak bicara.
12. Murid tidak suuzzon atau buruk sangka pada sang Guru, ketika menyaksikan sang Guru melakukan tindakan yang menurut Murid kurang pas. Sebab sang guru lebih tahu rahasia di balik tindakan itu. Sebaliknya murid hendaknya bertanya pada sang guru biar tidak salah faham.
Poin poin di atas merupakan standar perilaku santri kepada guru, kyai, ustad di banyak pesantren di Indonesia. Insya Allah SWT di banyak pesantren hal itu masih sangat tampak terlihat. Salah satu alasannya, karena Kitab "Bidayah" merupakan kitab "dasar sekaligus wajib" bagi para santri pemula yang menggabungkan antara "ketaatan fikih dan kelenturan tasawuf".
Di pondok Langitan, almaghfurlah Romo Yai Ahmad Marzuki selalu wiridan mengaji kitab "Bidayah Al hidayah" tiap bulan Romadhon bakda sholat Ashar di masjid utama PP Langitan. Semoga para guru guru kita diampuni dosanya oleh Gusti Allah dan semoga semua Amaliah beliau diterima. Dan kita sebagai murid, semoga diberi ilmu yang bermanfaat dan membawa maslahat... Aamiinn.